Minggu, 29 Juli 2012

Marah? Awas sakit jantung!


Kalian mungkin suka mendengar ungkapan “jangan suka marah, nanti jantungan!”. Ungkapan tersebut mungkin ada benarnya juga.
Sebuah penelitian di AS menunjukkan bahwa pria yang berwatak keras lebih sering mengalami sakit jantung lebih awal dibandingkan pria yang berwatak lebih lembut.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.000 orang pria. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pria yang selalu merasa pada situasi penuh tekanan dengan perasaan marah dan mudah tersinggung akan mengalami risiko gangguan jantung lebih tinggi tiga kali lipat sebelum berusia 55 tahun.
Dari 1.000 orang pria tersebut, 8% nya diduga menderita penyakit jantung lebih awal. Risiko serangan jantung lebih besar terjadi pada pria yang peka dan selalu memendam rasa marahnya. Tidak hanya itu, kemarahan juga bisa meningkatkan risiko depresi (tekanan batin) dan kecemasan yang terkait dengan peningkatan risiko stroke.
Rasa marah didunga dapat meningkatkan pelepasan katekolamin, yaitu suatu bahan yang mengakibatkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, kita harus bisa mengontrol rasa marah maka risiko serangan jantung pada usia muda juga bisa diturunkan.

Kolam renang memicu serangan asma


Mungkin diantara kalian pernah mendengar kalau berenang baik untuk penderita asma! Ternyata hal itu tidak benar, justru berenang dapat memperberat asma yang dideritanya, bahkan orang yang sehat juga dapat menderita asma apabila sering berenang.
Hal ini berhubungan dengan klorin yang sering digunakan untuk desinfektan pada kolam renang. Klorin dapat menyebabkan gangguan pernapasan bagi para perenang, seperti munculnya serangan asma setelah mereka berenang selama beberapa menit.
Pada penelitian terlihat perenang yang berada dalam kolam renang selama 6-8 menit, tiga kali lebih sering mengalami serangan asma (asma yang dipicu oleh olahraga) dibanding dengan mereka berenang di kolam yang mengandung kadar klorin rendah atau berolahraga di darat.
Kadar klorin yang dianjurkan sebagai desinfektan untuk kolam renang mempunyai batas hingga 2 ppm. Akan tetapi untuk yang mempunyai serangan asma, klorin dengan batas tersebut dapat menyebabkan iritasi dan penyempitan pada saluran napasnya. Oleh karena itu, untuk yang mempunyai riwayat asma tetapi menyukai olahraga berenang dapat tetap melanjutkan hobinya, akan tetapi dengan kolam renang berkadar klorin rendah (dibawah 0,5 ppm).

Makan bersama keluarga membuat remaja lebih baik


Kalian tentu ingin tahu setelah membaca judul diatas dan timbul pertanyaan “apakah benar makan bersama keluarga bisa membuat remaja lebih baik?” “bagaimana hubungannya?”
untuk mempengaruhi pengaruh makan bersama keluarga terhadap perkembangan remaja, dilakukan penelitian terhadap 4.700 remaja. Kepada mereka semua ditanyakan berapa sering mereka makan bersama keluarga dan seberapa dekat mereka dengan keluarganya. Hampir 27% remaja makan bersama keluarga minimal 7 kali dalam seminggu dan sekitar sepertiganya makan satu atau dua kali dalam seminggu, atau tidak pernah sama sekali.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa semakin sering makan bersama keluarga maka semakin kurang kemungkinan remaja menggunakan obat-obat terlarang, alkohol, dan rokok. Dalam masalah psikis, mereka lebih sedikit yang mengalami depresi dan rasa rendah diri. Selain itu, prestasinya disekolah juga lebih baik. Kegunaan makan bersama keluarga ini lebih terlihat pada remaja wanita, meskipun pada remaja pria juga terlihat.
Jadi, jangan pandang remeh pengaruh dari makan bersama keluarga. Meskipun suatu hal yang kelihatannya sederhana, akan tetapi mempunyai pengaruh yang penting untuk remaja. Makanan yang disajikan tidak harus makanan yang mahal dan lezat, akan tetapi yang penting adalah kebersamaannya.

Kekuatan otot


Sebuah otot dapat mengangkat benda hingga 1.000 kali beratnya sendiri. Para ilmuwan telah menghitung bahwa otot-otot dalam tubuh seseorang mengandung kekuatan yang cukup untuk mengangkat benda seberat 25 ton.

Minggu, 22 Juli 2012

Azas Black

Sesuai dengan definisi kalor, apabila dua buah zat cair yang berbeda suhunya dicampur, maka zat yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor dan diterima oleh zat cair yang suhunya lebih rendah.
                Joseph black (1728-1799) seorang ilmuwan dari Inggris, mengemukakan bahwa bila dua zat dicampur, maka kalor yang dimiliki oleh zat yang suhunya lebih tinggi akan mengalir ke zat yang suhunya lebih rendah sehingga terjadi keseimbangan energi. Pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
Ǫlepas =  Ǫterima

 
Kalor lepas = kalor terima


Persamaan di atas dikenal dengan azas Black

Pieter Van Musschenbroek (1692-1761)


Pieter Van Musschenbroek lahir pada tanggal 14 maret 1692 di Leyden, Belanda. Ayahnya bernama Johann Joosten Van Musschenbroek (1660-1701), seorang pembuat peralatan fisika. Pieter Van Musschenbroek menyelesaikan studinya di ilmu kedokteran Universitas Leyden pada tahun 1715 dengan disertasi berjudul De Aeris Presentia in Humoribus Animalum. Sesudah itu, ia pergi ke London mengikuti dosennya Desagilier dan Isaac Newton. Ia menyelesaikan studinya di bidang fisolofi (fisika) pada tahun 1719. Dari tahun 1719 sampai 1723 ia melanjutkan studinya dan memperoleh gelar professor di bidang Matematika dan Fisika di Dursberg (Jerman), ketika itu ia bekerja dengan Fahrenheit. Pada tahun1721, ia  juga mendapatkan gelar professor di bidang kedokteran. Pada tanggal 16 Juli 1724 ia menikah dengan Andriana Van De Water (lahir 19 Januari 1694, meniggal di Utrecht 8 Mei 1732). Kemudian pada tahun 1738 ia menikah lagi dengan Helena Alstorphius (lahir 12 Juli 1692, meninggal di Leyden 3 Desember 1760). Pieter (Pitrus)  Van Musschenbroek memberikan konstribusi di dalam kajian kemagnetan dan kohesi benda. Di samping itu, ia juga menemukan suatu pengukuran suhu tinggi (pyrometer).
                Semasa hidupnya, ia banyak melakuka eksperimen dan menemukan banyak alat yang berguna dala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia meninggal pada tanggal 19 September 1761 dan dikuburkan di pemakaman tempat istri keduanya Helena Alstorphius dikuburkan.